Selasa, 13 Mei 2008

PSIKOLOGI PERKEBANGAN ANAK

Awasi Anak Keranjingan Game

ImagePENGARUH BURUK: Bukan saja malas beradaptasi dengan lingkungan, playstation juga membuat anak malas melakukan rutinitas dan kewajibannya sehari-hari, seperti belajar dan mengerjakan pekerjaan rumah.

KECANDUAN playstation membuat anak menjadi kasar,suka mencaci,bahkan kehilangan pengendalian diri.Bagaimana cara mengatasinya? Bermain memang menjadi salah satu kebutuhan anak.

Benda apa pun yang ditemukan, di tangan anak-anak bisa menjadi sebuah permainan mengasyikkan.Namun,tidak semua permainan memiliki dampak bagus bagi perkembangan mental dan membantu proses sosialisasi anak dengan lingkungan. Di antara sekian banyak permainan yang ditawarkan di pasar, salah satu benda yang perlu diwaspadai, jika terlalu sering dimainkan anak, adalah playstation.Adrenalinyang memuncak,kemarahan yang disertai teriakan, bentakan dan cacian, hampir selalu mewarnai permainan yang menggunakan stik dan layar televisi tersebut. Agresivitas dan kebiasaan berbicara tanpa kendali bahkan mencaci, tentu saja berdampak negatif bagi perkembangan mental anak.

Anak jadi kehilangan kepedulian terhadap sesama, tidak mudah menerima kekalahan, bahkan menjadi lebih mudah menyakiti temanteman seusia, ataupun si adik yang lebih kecil. “Playstation memang membuat anak-anak menjadi lebih agresif, tidak bisamemahamiperasaan orang lain. Sebaiknya biasakan anak untuk tidak memainkan playstation selama berjam-jam,” kata pengajar SD di Jakarta Pusat, AwaludinAwawi. Manfaatnya bisa dikatakan tidak menguntungkan dengan membiarkan anak bermain playstation selama yang mereka inginkan.

Salah satunya adalah kurangnya keinginan anak bersosialisasi dengan lingkungan. Bukan saja malas beradaptasi dengan lingkungan, playstation juga membuat anak malas melakukan rutinitas dan kewajibannya sehari-hari, seperti belajar dan mengerjakan pekerjaan rumah. Pada tingkat kecanduan kronis terhadap permainan tersebut, anak bahkan bisa lupa waktu makan atau sekadar minum. “Itulah jeleknya permainan itu, anak bisa menghabiskan waktu berjam-jam, duduk diam memainkannya.

Kalau dilarang,anak bisa melawan orangtua. Jika itu terjadi, berarti tingkat ketergantungan anak pada playstation kronis,”tambah Awaludin. Senada dengan Awaludin, keluhan sama datang dari banyak orangtua di kota-kota besar. Seperti diungkapkan Dewi Aryanti. Ibu tiga putra itu mengaku cukup kewalahan menghadapi anak-anaknya saat dilarang memainkan playstation. “Kalau sedang bermain itu, rumah menjadi penuh teriakan,umpatan,cacian, ataupun tangisan.Yang menang berteriak senang, yang kalah mencaci maki,” kata Dewi.

Menghadapi anak-anaknya yang dirasa cukup sulit dikendalikan ketika dilarang bermain playstation, wanita berkulit kuning itu mengaku suka mengambil tindakan tegas.“ Terkadang kalau anakanak sudah tidak bisa diken- dalikan, saya akan menyimpan dan mengunci playstation mereka dalam lemari. Saya biarkan mereka berteriak ataupun menangis meminta. Daripada mereka kecanduan yang tidak mendidik,” tambahnya.

Selain efek yang terlihat, seperti anak jadi malas belajar, malas bersosialisasi,playstation juga memiliki dampak yang melibatkan fungsi tubuh.Misalnya anak jadi terbiasa duduk berjam-jam dengan posisi yang sama, padahal itu merusak tulang. Anak yang keranjingan playstation akan cenderung memiliki mata yang rusak. Selain itu,yang dipacu pada alat permainan elektronik ini adalah kemampuan anak untuk bereaksi cepat melalui latihan yang terus menerus (drilling).

Pada permainan ini, umumnya anak tidak belajar dari kesalahan, tidak belajar memecahkan masalah karena kepraktisannya memencet tombol, ia dihadapkan pada jawaban salah dan benar. Dalam permainan itu pula, umumnya tidak disajikan bagaimana cara untuk sampai pada jawaban benar.Jelas ini bukan gambaran dari kondisi yang sebenarnya dalam kehidupan sehari-hari yang mengajarkan pada anak bahwa untuk mencapai keberhasilan ia perlu menyelesaikan masalah yang dihadapi.

Dirancang untuk Menjadi Candu

BERAGAM jenis game (permainan) dengan mudah dapat dibeli mulai dari pedagang kaki lima hingga supermarket.

Kemudahan mendapatkan CD (compact disk) game terjadi di seluruh penjuru dunia. Besarnya pangsa pasar game membuat perusahaan pembuat game serius menggarap bisnis itu. Bayangkan saja, penjualan konsol SonyPlaystation, 2004 mencapai 71 juta unit. Angka itu belum ditambah dengan angka penjualan Nintendo 15 juta unit dan Microsoft Corp 14 juta unit. Tidak heran jika setiap game yang diluncurkan harus melalui proses seleksi ketat. Perusahaan pembuat game seperti Eidos, Electronic Art, Sierra, dan Microsoft menggarap game ini secara serius.

Perusahaan pembuat game tak segan-segan mengeluarkan uang ratusan ribu dolar untuk pembuatan satu game. Pendapatan dari game bisa mencapai miliaran dolar. Menurut Pengamat telematika Roy Suryo, perusahaan pembuat gamemengerahkan seluruh daya upayanya untuk membuat game. SDM (sumber daya manusia) pembuat gamedipilih yang terbaik. “Mereka menggunakan orang jenius dalam bidang komputer, fisika, sejarah, psikologi manusia, dan bidang yang terkait.

Gameyang dihasilkan menjadi sangat memikat bahkan menjadi candu,” ungkapnya. Penelitian yang dilakukan juga lengkap mulai materi yang akan ditampilkan hingga bagaimana pengaruhnya terhadap pengguna. Psikologi perkembangan anak merupakan salah satu yang wajib dilalui agar gamebisa sukses. Pembuat game dapat menampilkan sosok hero yang bisa diterima anak-anak.

Hal-hal yang menarik perhatian seperti tantangan, pertarungan, balap, horor, dan baku tembak atau bahkan seks disajikan dalam bentuk yang menarik. Dan ini didukung oleh kemajuan teknologi yang bisa menampilkan game terlihat bagus dan lebih nyata.

sumber : seputar Indonesia

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Memang orang tua perlu pro aktif untuk menyeimbangkan pengetahuan tehnologi dan budi pekerti anak, demi keselamatan hidup mereka!

team arsitek mengatakan...

....artikelnya bagus Pak.....salam kenal

Google