Minggu, 06 Januari 2008

Derita kita hidup dinegeri ini

R.Budi Hartono

Pemenuhan kebutuhan pokok merupakan persoalan teramat penting bagi kehidupan manusia. Terlebih lagi kebutuhan tersebut merupakan hal yang tidak dapat ditawar-tawar lagi bagi kelangsungan hidup manusia. Ada tiga kebutuhan pokok mendasar yang perlu dimiliki oleh setiap orang yaitu, sandang, pangan dan papan. Ketiga kebutuhan pokok ini mempunyai peranan yang sangat vital, dan keberadaannya harus senantiasa tersedia sepanjang waktu. Jika, salah satu unsur kebutuhan pokok tersebut tidak ada atau hilang maka akan terjadi ketimpangan dalam proses kehidupan ini. Kita bisa menyaksikan dibelahan bumi ini, bagaimana para penduduk Sudan yang kehilangan rumah dan harta benda mereka. Ada sesuatu yang hilang dari kehidupan mereka, meskipun sandang dan pangan tercukupi. Namun, satu mata rantai telah hilang dari kehidupan penduduk Sudan dan sangat berdampak pada kehidupan mereka.

Sebenarnya contoh kasus tersebut merupakan gambaran yang kerap terjadi di negara kita, Indonesia. Hanya saja, kasus yang terjadi di Sudan merupakan akibat dari konflik yang terjadi antara dua pihak yang bertikai. Sementara di Indonesia, kasus seperti itu sudah tidak nampak lagi, sejak konflik di beberapa daerah telah mereda. Kasus yang menimpa masyarakat kita-terutama dalam kebutuhan pokok- sekarang adalah adanya bencana seperti kebakaran, kekeringan,kebanjiran, kekurangan pangan, dan kegagalan panen. Intinya, dari tiga kebutuhan pokok yang harus dipenuhi, ada salah unsur yang mulai hilang dari kebutuhan sebagian warga negara di republik ini. Kebakaran misalnya, telah mengakibatkan kebutuhan akan papan (rumah) menjadi hilang dari bagian kehidupan masyarakat kita. Dampaknya tentu akan sangat besar terhadap upaya mereka mencari nafkah dan mencukupi kebutuhan bagi anggota keluarganya. Sedangkan bagi mereka yang berprofesi sebagai petani, gagal panen merupakan ancaman yang serius dari kelangsungan hidup, terutama untuk kehidupan ekonomi mereka.

Selama ini, peran negara dalam menyediakan kebutuhan pokok bagi rakyatnya boleh dikatakan "belum menunjukkan perhatian yang serius". Kita dapat melihat setiap hari tayangan di media massa, bagaimana aparat pemerintah menggusuri rumah rakyat, membongkar paksa dan mengusir mereka tanpa manusiawi. Jawaban pemerintah sangat menusuk hati rakyat, mereka mengatakan rakyat tidak berhak atas tanah tersebut, bahkan mereka mengklaim tanah tersebut milik negara. Di Lampung (zaman orde baru), rakyat diusir dengan kasar oleh aparat pemerintah karena dianggap mendiami tanah negara, padahal beberapa hari lagi kebun kopi yang mereka usahakan akan dipanen. Pohon kopi yang dipenuhi dengan buah-buahnya yang memerahpun tidak luput dari tangan-tangan yang tega merusaknya dengan membabi buta.

primer Saat penderitaan rakyat di Teluk Buyat telah mencapai titik yang mengenaskan, pemerintah justru menyalahkanpertambangan rakyat yang dianggap sumber pencemaran lingkungan. Nurani kemanusiaan telah tertutupi denganinvestasi PT. Newmont Minahasa Raya yang menguras sumber daya alam, tetapi memberikan luka yang dalam bagimasyarakat diTeluk Buyat. Negara selalu menyalahkan korbannya (blame the victim) dalam setiap ada persoalan. Dengan memberikan jawaban 'blame the victim' negara seolah berlepas dari tanggungjawabnya sebagai pelayanmasyarakat. Hal ini tidak saja terjadi pada persoalan-persoalan kebutuhan pokok, namun juga pada pendidikan, kesehatan, layanan publik, dan sebagainya. Setiap orang harus berupaya sendiri membiayai pendidikananak-anaknya, memberi nafkah keluarga, dan membiayai untuk anggota keluarga mereka yang sakit. Dengan kondisiperekonomian yang demikian sulit, jangankan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan sekunder, untuk kebutuhansaja sudah sangat susah. Fenomena seperti ini hampir terjadi di setiap negara yang menjalankan sistemideologi kapitalisme. Dalam ideologi ini, peran negara dikurangi, sementara peran rakyat diperbesar. Slogan yang cukup dikenal yaitu, "Jangan memikirkan apa yang telah negara berikan kepadamu tetapi pikirkanlah apa yang telahengkau berikan pada negara", nampaknya benar-benar menjadi kenyataan pahit.



2 komentar:

Anonim mengatakan...

Ya kita bersabar dan berdoa, semoga pemerintahan yang ada skrg mau berusaha mewujudkan keadilan,kesejahteraan dan kemakmuran yang merata bagi rakyat Indonesia yang tercinta ini.
Kita jangan pisimis terhadap keberlangsungan Bangsa ini.

Salam Pak"D buat mas Budi hartono

Anonim mengatakan...

Saya juga perihatin terhadap pemerintahan skrg ini.

Tapi apa kira-kira yang bisa kita lakukan unutk Bangsa ini kalau kita selalu di sudutkan sebagai rakyat kecil.

Google