Selasa, 15 Januari 2008

Kisah Mandor Bangunan

Kalau ditanya pada Bahrun Romelan, apa rahasianya bisa sukses menjadi pemborong tukang. Jawabannya sangat sederhana, Belajarlah untuk bisa jadi yang lebih bagus lagi, ujar Bahrun dengan polosnya. Kedengarannya memang klise, tapi itulah kenyataannya lika-liku pekerjaan pria kelahiran Purwodadi ini. Memulai pekerjaan di bidang bangunan, pertama kali di kampungnya Purwodadi sebagai administrasi teknik di perusahaan konstruksi, Waktu itu hanya mengantar-ngantar barang," kenangnya. Meskipun hanya terkesan hanya orang suruhan saja, dia banyak mencuri ilmu dari atasannya. Alhasil dia pun mulai dipercaya dan jabatannya naik menjadi pembantu pelaksana lapangan. sekitar 3 tahun dia lakoni pekerjaan itu, dia mulai berpikir, "Adik-adik dan saudara saya kok gak bisa ikut kerja juga yah," ujarnya. Jawabannya karena dia hanya seorang pelaksana saja, makanya dia tidak bisa memasukkan adik-adiknya dan saudaranya ikut serta bekerja. Karena keinginannya itu pun membuat dia banting stir menjadi mandor. "Waktu itu ada proyek dari satu kontraktor untuk bikin bendungan sungai di kampung," ujarnya. Itulah pertama kali dia menjadi mandor bangunan, yang membuat dia berhasil memboyong adik dan saudaranya ikut bekerja dengannya. proyek demi proyek pun mulai mengalir padanya. Tapi lagi-lagi keinginan untuk mencapai yang lebih bagus lagi, membuat dia berpikir untuk kenapa tidak merantau ke Jakarta, yang terkenal dengan banyak pembangunan. "Kalau hanya di kampung hanya proyek-proyek musiman," kenangnya. Gayung pun bersambut, temannya yang bekerja di Jakarta sebagai supir mengajaknya mengadu nasib di Jakarta, dan ternyata bos temannya adalah seorang kontraktor. Tahun 1981, dia pun pergi ke Jakarta dengan bermodalkan hanya 400.000 ribu di dompetnya. Melalui temannya di pun dikenalkan pada bosnya di PT Karpa Usapamindo kontraktor proyek pembangunan perumahan, akibat perkenalannya dengan kontraktor itulah dia mulai mendapat borongan proyek. "Karena bos puas dengan hasil kerjaan saya makanya saya dikasih 3 proyek lagi oleh bos saya," ujarnya. Dan perlahan-lahan namanya pun semakin harum di kalangan kontraktor perumahan. Sekarang saja dia sedang menangani 4 proyek bangun rumah. Proyek di pondok Indah ada 2, lalu di BSD dan ada juga proyek di Bogor. Tapi kalau ditanya pada dirinya, pekerjaan ini menghasilkan apa. Pria lulusan STM ini tidak mau bermegah diri, Yang penting saya bisa memperkerjakan adik-adik saya dan saudara saya, ujarnya penuh kesederhanaan. Padahal kalau dilihat dari keuntungannya, penghasilannya lumayan besar. Apalagi kalau proyeknya itu mempunyai sisa uang borongan, Kalau efisensinya bagus bisa dapat sisa 20 jutaan, ujarnya. Bayangkan saja kalau dia berhasil efisien dan ada 4 proyek.

Tapi keberhasilannya semua itu bukan hanya didapat dengan mudah, pria yang kehilangan putranya akibat kecelakaan ini pun mengungkapkan bahwa dia tak segan-segan untuk belajar dengan siapapun. Pernah dia belajar dari arsitek yang mebuat gambar proyeknya,Mendingan ngaku gak tahu tapi diajarin caranya baca gambar, jujurnya. Suatu waktu, dia pun juga pernah bertanya pada anak buahnya yang telah jadi spesialis tukang batu, tentang hal yang belum dia kuasai. Sekarang pun dia tak pernah lelah untuk belajar, sekarang pun dia berlangganan majalah interior. Agar dia bisa mengetahui perubahan mode arsitektur perumahan, Agar gak ketinggalan jaman, kilahnya. Sekarang pria yang punya 2 anak perempuan ini pun punya cita-cita mengkuliahkan anaknya di Jakarta. Dan keinginannya yang tak belum kesampaian adalah bersama dengan istrinya menunaikan ibadah haji sebagai umat yang taat pada Pemiliknya,Doain aja yah mas, saya bisa, katanya penuh harap. Kenapa gak sekalian aja jadi kontraktor, Pak.

*Sumber. manusia kardus

Tidak ada komentar:

Google