Sabtu, 12 Januari 2008

Pengaruh,Hati Nurani Terhadap Karakter dan Kepribadian

Oleh. R.Budi Hartono

Pada kehidupan sehari-hari kita sering memadukan kehendak yang cenderung di dorong karakter kepribadian kita sadar tidak sadar, pada integrasi itu terdapat pengaturan oleh hati nurani manusia, karena hati nurani ini berfungsi sebagai pengemudi dan hakim terhadap segala bentuk tingkah laku dan pikiran manusia. Hati nurani berfungsi pula sebagai pengontrol yang kritis, karenanya mausia selalu diperingatkan agar selalu bergerak dalam batas-batas tertentu yang tidak boleh dilanggarnya. Berdasarkan norma-norma konvensionil yang ada.

Hati nurani juga menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap segala tingkah laku dan berani menanggung resikonya. Yaitu berani mengaku salah jika dirinya ada pihak tidak benar, berani minta maaf atau ampun dan sanggup memperbaikinya. Dengan demikian akan tercapai kepribadian yang matang, yang benar-benar terintegrasi dan mempunyai rasa tangung jawab yang tebal, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan dan sumber utama kehidupan ini.

Dalam kehidupan sosial ada norma-norma dan aturan-aturan tertentu yang memberikan arah bagi tingkah laku manusia. Peraturan-peraturan ini didasarkan atas nilai-nilai kesusilaan yang baik. Jika orang tidak mengikuti norma-norma tersebut, akan timbul padanya rasa penyesalan. Dengan demikian ada kesadaran pada nilai-nilai tersebut dan ada sikap yang membenarkan atau sikap mengadili dengan satu penolakan. Kesadaran bahwa dirinya telah berbuat salah, rasa penyesalan dan kecenderungan untuk mengadakan pembetulan secara susila itu menjadi tenaga pendorong yang amat kuat bagi realisasi diri dan transendensi diri.

Dengan demikian hati nurani manusia itu menjadi instansi yang menentukan norma-norma. Lalu timbul rasa berslah, timbul kepedihan hati dan tumbuh kecenderungan bereaksi untuk membetulkan diri oleh hati nurani ini orang bertindak sesuai dengan norma-norma kebenaran tadi, agar tercapai ketenangan jiwa. Sebab, melawan atau menetang secara khronis dan terus menerus kepada hati nurani itu menyebabkan perpecahan pribadi, lalu timbul banyak konflik-konflik bati dan ketegangan-ketegangan, dan pada ahirnya meletus menjadi ganguan jasmani dan rohani.

Justru pada saat penuh krisis yang amat menetukan bagi kehidupan manusia, hati nurani itu sangat besar peranannya, dan sangat menentukan sifatnya. Lingkungan memang memberikan syarat-syarat tertentu bagi kebebasan tingkah laku manusia. Tetapi lingkungan tidak bisa menguasai hati nurani yang murni dari manusia. Karena hati nurani berfungsi sebagai pengontrol dan sifatnya murni kreatif, serta bisa menimbang tingkah laku manusia pribadi sendiri, maka berlakulah proses pembentukan karakter. Dalam proses pembentukan watak atau karakter ini penting sekali peranan hati nurani disamping mekanisme regulasi dan integrasi.

Tidak ada komentar:

Google