Jumat, 18 Januari 2008

Praksis Menjadi Hidup

R. Budi Hartono

Teori, fakta aktual, dan destruktif *

Berbagai hal yang telah terjadi disekitarmu atau yang sedang terjadi akan merujuk secara eksklusif kepada para pekerja. Apapun itu. Entah logika ini sebagai sebuah progress dari segi intelektual ataukah semacamnya?? Atur sendiri-lah artinya.

Entah apa yang bisa didapatkan jika aktivitas sosial masyarakat ini menjadi bahan studi, seminar, penelitian, dan yang serupa-lah. Untuk mengetahui asal-usul mungkin??atau mempelajari bagaimana cara memproduksinya kembali dengan sentuhan ide yang sering disebut kreativitas??? Namun bukan suatu masalah yang berarti bagi kalian yang memang berpikir bahwa studi itu (melulu) candu.

Kenapa para pekerja??. Sebab tak ada seorangpun kecuali mereka yang secara langsung terlibat dalam proses produksi sanggup untuk memecahkan ikatan dominasi komoditas. Sanggupkah para pekerja tersebut??, atau pernakah mereka di pandang sebagai kesatuan personal dari individu masing-masing?? Sebab para pekerja yang bersikap tunduk dan patuh kepada serikat buruh atau partai politik adalah tak lain hanya sebagai para budak yang dungu, merespon secara aktif untuk menguatkan seluruh sistem yang justru menekan mereka.

Lebih dari sepuluh tahun terakhir terus meningkat dimana para pekerja “kucing buas” yang radikal sering memberikan serangan dan telah mengguncangkan dominasi borjuis birokratik, namun (mungkin) belum berhasil merobohkannya. Pergerakan perlawanan tersembunyi ini telah membuat kaum tani sadar akan kapitalisme yang terus meningkatkan dominasinya ke semua aspek dan tingkah laku manusia dan tentang sifat alami dari dirinya sendiri. Dan Itu juga telah membuatnya sadar akan kekuatan sendiri dan tentang kemalangan yang tidak bisa dipisahkan dari sistem komoditas dan status.

Di dalam pembangkangan ini kita dapat juga melihat permulaan suatu gaya hidup oposisi yang kejam terhadap survival yang mana dunia sekarang membagi kemiskinan secara meluas. Pergolakan ini terdiri dari fragmentasi (terpisah-pisah) dan sering juga mengacaukan reaksi, sebagai akibat dari keinginan yang secara spontan untuk menghapuskan pekerjaan, pengorbanan, ekonomisme, kebosanan, batasan, pemisahan, dan tontonan; tetapi bagaimanapun pemencaran dan reaksi terasing mungkin terjadi, mereka sedang membangun pondasi untuk suatu masyarakat baru: masyarakat yang mengatur diri sendiri secara total.

Dalam sudut pandang manusia yang berbudaya konsumsi jaman ini masyarakat sosial dapat dipahami melaui pendapatan (gaji atau income), kebudayaan, aspirasi, dan mimpi. Benar memang bahwa kapitalisme mutahir telah memenuhi dunia. Namun dilihat dari levelnya, terdapat perbedaan bersifat peningkatan yang tetap berasal dari sumber yang sama. Jika sekelompok manusia telah mengenal “waktu senggang” dan betapa senangnya berpetualang dan traveling ke berbagai negara didunia, maka dengan sendirinya berlakulah “bekerja makin giat”. Yang tidak sedikit pula yang membawa sugesti ini menjadi motto hidupnya (yang menyedihkan); “bekerja giat, konsumsi berat”.
Dan masih dalam level konsumsi tentunya, karena kepercayaan bahwa aspirasi dan bahkan mimpi sebagian besar orang tak dapat diwujudkan disebabkan karena tidak adanya pendapatan. Pragmatik ini memang terjadi (mungkin kalian juga merasakannya) dimana proses provokasi terjadi disaat masyarakatnya dalam kondisi jenuh, bosan, lelah, dan dalam kondisi bawah sadar. Proses penyampaian pesan provokasinya bukan mengenai “kapitalisme itu indah” tetapi kurang lebih; “manusia akan merayakan hasil dari pekerjaan maka kalian juga harus melakukan hal yang serupa”. Sehingga yang terjadi hanya menjadi rekuperasi dari ketangguhan proletar bukan menjadi sekedar evolusi progress.

Konstruksi dari ‘total self – management’ harus bekerja keras untuk memberi koherensi yang lebih besar pada cakupan dari reaksi rebellious ini. Hal ini sekarang telah dikembangkan langsung ke intinya yang mana harus meneliti kembali dari mana asal- usul pergerakan tersebut, pergerakan insurreksionari dari para pekerja.

Mulai sekarang sukses atau kegagalan konstruksi ini tergantung pada mereka yang dibidangnya, pabrik-pabrik, gudang, toko, dan jaringan transportasi yang memegang dan menjaga nasib komoditas di tangan mereka. Mereka dapat mengembalikan buah-buahan bumi dan industri untuk manfaat bagi semua orang, atau mereka dapat lanjut bekerja untuk melawan diri mereka sendiri dan semua orang selain dirinya dengan membiarkan kapitalisme melanjutkan tugasnya untuk menyebar polusinya.

Suatu perubahan bersifat menentukan adalah yang menjadi bentuk. Yang (mungkin) kita perlukan hanya mempercepatnya dengan menyediakan efektivitas yang lebih besar dan praktikal koherensi. Karena untuk menunggu lebih lama lagi akan menjadi sebuah kemalangan, atau lebih buruk lagi, suatu kesalahan historis, yang mana semua air dalam samudera tidak akan pernah mencukupi untuk menyeka kekotoranya.

Seandainya saja setiap kondisi lebih menguntungkan. Teknologi perbelanjaan adalah yang ada di penjualan kita - jika kita mampu membalikkannya untuk melawan terhadap mereka yang telah memanfaatkan kita, segalanya adalah mungkin dan tidak ada satupun yang berupa kayalan. Tidak pernah ada survival berkuasa secara meluas, dan tidak pernah diprovokasi sepenuhnya oleh resistansi. Tidak pernah sebuah status mempunyai makna lebih dari sekedar pemalsuan pada penjualannya, dan tidak pernah mempunyai arti yang lebih peka kepada kebenaran yang paling sederhana sekalipun. Tidak pernah mempunyai sistem komoditas yang secara menyeluruh mengkondisikan orang-orang terhadap uang, kuasa dan penampilan, dan tidak pernah memberi kesempatan agar orang-orang mampu bangkit untuk menghancurkannya dengan kejelasan yang jernih, kemarahan hati, kreativitas dan hasrat.

Jika, setelah semuanya ini, para pekerja tidak memutuskan untuk menjalankan hidup mereka untuk diri mereka sendiri dan untuk mendorong kepada kesimpulan mereka terhadap pergolakan sosial yang digembar-gemborkan oleh serangan para “kucing buas” dalam pengambilalihan factory, maka mereka – juga termasuk yang tidak memahami dan yang tak mau memahami makna tersebut - cenderung masuk ke dalam manajemen total yang lain lagi, kepalsuan gagasan tentang surga, berakting kembali seperti sang messias yang turun ke bumi untuk mengkhotbahkan dan menyelamatkan organisasi kaum tani, melanjutkan tradisi yang terbaik dari sederet idola dunia antara lain; Lenin, Trotsky, Mao, GarcĂ­a Oliver, Fidel Castro, Che Guevara, dan para birokrat macho lainnya.

Terlalu lama revolusi tertinggal di gerbang benteng kebosanan, dikota besar yang terpolusi, istana kita dari plester semen. Manusia telah tunduk cukup panjang untuk bekerja, tunduk pada para pemimpin, pada waktu yang sia-sia, menderita, penghinaan, kepalsuan, polisi, boss, pemerintah. Ketidaksabaran yang ditindas berkepanjangan berakhir dengan provokasi kekerasan, terorisme, penghancuran diri. Mungkin lebih baik berbagai hal dilakukan untuk menyelamatkan diri sendiri dari kondisi masyarakat yang sedang melakukan bunuh diri dibanding untuk menjadi kamikaze dan melawan terhadap resimen polisi, para uskup, sekelompok boss, khalayak massa, dan negarawan. Tetapi dengan berlalunya hidup yang tanpa bernyawa adalah lebih buruk dibanding kematian. Perjuangan terakhir telah berlalu cukup lama. Manusia memerlukan kuasa untuk berkehendak, sekarang!

Teks ini merupakan suatu usaha sebagai media untuk bereaksi terhadap permasalahan yang akan diajukan oleh transisi dari pola masyarakat konsumsi menjadi masyarakat pengatur diri sendiri secara total. Memulai dari hal yang terkecil, dengan ungkapan bebas tentang ketidakpuasan dan meminta dengan tegas terhadap signifikansi masing-masing, sebab penting bahwa familiar akan menjadi sangat dikenal jika individu menginginkan apa yang akan dibangkitkan dari kehidupan sehari-hari untuk kembali kepada hal tersebut dalam rangka untuk memperkayanya secara permanen. Kemampuan untuk memahami satu persatu tindakan tertentu yang perlu dilakukan pada langkah-langkah yang berbeda dari tindakan masing-masing individu - sabotase kecil-kecilan atau pembangkangan; pada waktu serangan “kucing buas” atau pada waktu pengambilalihan tempat kerja atau mungkin yang paling sederhana; mencuri waktu. Tetapi mungkin tak perlu pula untuk membayangkan seperti apa kelak jadinya masyarakat yang dapat mengatur diri sendiri, dan suatu masyarakat yang berdasarkan pada pemenuhan hasrat dan keinginan dari tiap-tiap individu. Berusaha untuk menciptakan mungkin jauh lebih menyenagkan daripada sekedar berangan-angan.

Adanya catatan tak bisa terhindarkan yang berisi kelemahan, keraguan, dan bahkan salah mengira atau tafsiran keliru terhadap konsepsi ini mungkin saja terjadi, akan tetapi radikalisasi mereka adalah tidak terbantahkan. Kebijakan jasa mereka telah dibahas, tetapi bukan oleh gertakan intelektual yang hanya mampu meningkatkan keberatan abstrak. Satu-satunya tujuan dari catatan tersebut diharapkan untuk didiskusikan dengan segera, di tempat kerja yang merupakan momen yang mudah meledak. Pada saat momen seperti; ketika mereka dilatih, dikoreksi, dan dikomunikasikan oleh semua fungsi yang rata-rata sekarang dimonopoli oleh para boss, para manajer, dan birokrat perserikatan (mesin telex, mesin fotocopy, radio, PA sistem, printshops dan lainnya), mereka akan memberi kohesi kepada roh insureksi dan menghapus keraguan dan penundaan, yang sangat sering membuktikan fatalnya momen pertama suatu revolusi. Di dalam situasi melakukan, para pemimpin akan dihadapkan pada wajah statis alasan historik bahwa mereka lebih takut – melebihi yang lain-lain - ketika para proletar menyatakan siap bertempur dan mengambil alih.

*Sumber ; kurir 0881-Pelacul unggul


Tidak ada komentar:

Google